Buta Kararas, Atraksi Wisata Budaya Asal Panjalu
visitciamis.com. Panjalu merupakan suatu wilayah di utara Kabupaten Ciamis yang menyimpan berbagai potensi wisata. Daerah ini juga dikenal dengan cerita sejarah kerajaan islam yang ada di negeri tatar galuh dimana banyak peninggalan yang terjaga hingga saat ini.
Potensi wisata yang ada di Kecamatan Panjalu tidak hanya destinasi wisata macam Situ Lengkong, Curug 7 Cibolang, Bukit Baros dan lainnya. Kecamaan satu ini juga menyimpan berbagai kesenian yang kaya akan nilai-nilai filosofis. Satu diantaranya adalah Buta Kararas.
Buta Kararas merupakan seni helaran garapan Saung Hieum Cipamotet yang berasal dari Cimendong, Panjalu terinspirasi dari orang-orangan sawah yang mulai dikenalkan pada tahun 2012. Kesenian ini menampilkan karakter menyeramkan dengan maksud dan tujuan filosofis yang disampaikan.
Buta diartikan sebagai sosok raksasa yang menyeramkan, sedangkan Kararas berarti daun pisang yang sudah kering. Buta Kararas ini terbuat dengan memanfaatkan dedaunan seperti daun pisang, daun sukun, daun nangka, dan daun mahoni kering.
Maksud dan tujuan filosofis dari kesenian ini yaitu dibuat bertujuan untuk menjaga sumber mata air di didaerah sekitarnya. Kini, Buta Kararas dibudayakan dan dijadikan aktrasi wisata serta sering ditampilkan di berbagai event-event budaya.
Tahun 2015, Buta Kararas pernah menyabet penghargaan pada ajang parade budaya “Kemilau Nuasantara” tingkat provinsi se-Indonesia. Tak tanggung-tanggung, kesenian ini mampu menggondol juara pertama di ajang tersebut.
Seni Buta Kararas dikendalikan oleh satu orang pemain. Biasanya kesenian ini tampil di berbagai acara seperti pawai, arak-arakan atau karnaval. Setiap tampil, Seni Nyerere diiringi musik khas sunda dan bergoyang terus-menerus mengikuti alunan musik.